“ Hanya Tentang Perjalanan Hidup “

Kamis, 24 Maret 2011
Tentang Aku dan Takdir
Aku tahu, semua berawal dari guratan takdir dan diakhiri dengan datangnya waktu yang sudah dijanjikan serta fakta yang dengan cepat dibuktikan. Semua selalu berawal dengan keputusasaan dan berakhir dengan spesies kebahagian, bergenus kesenangan dan berordo keromantisan.
Terkadang hanya kebosanan melanda, dunia berputar setiap hari sebagai komidi putar, kadang terbang melayang diatas awan, kadang terpuruk duduk menjerembab diatas tanah. Dunia berjalan tak ubah panggung teater, selalu ada aktris, aktor, peran protagonis dan antagonis serta si malaikat kamerawan, tak lupa sang sutradara waktu dan si editor fakta dan tak ketinggalan penulis naskah si pura-pura, penjaga kepalsuan kubur. Semuanya datang dan pergi beriring muson yang bertiup 50o kesesatan ke utara atau selatan dari garis equator, sepertinya memang garis nasiblah yang menentukan antara limit dan polynomial tak berhingga atau sincostan dengan alfabetalamda-nya,atau juga antara bidang aphelium dan perihelium yang tak jelas dimana bedanya.
Begitu pula tentang aku, aku yang tak pernah mengenal dan mengerti apa yang aku tulis dan aku yang tak pernah mengenal dan mengerti apa yang aku baca. Karena bagiku tak perlu ada alasan untuk mengenal dan mengerti, sama sekali, bahkan tak ada yang perlu kumengerti. Hanya satu yang aku tahu, aku kenal dan aku mengerti, yaitu tentang mengutuk dunia, yang semuanya kuwujudkan dalam faham radikal berupa berupa tulisan beracun, mengapa aku begitu gila menulis? Aku sendiri tak tahu apa jawabannya, tapi satu hal yang pasti, dengan menulis aku mampu berbuat sesuka hatiku, aku bebas menciptakan tatanan duniaku sendiri tanpa perlu semboyan bodoh yang janggal didengar di telinga. Dengan menulis aku bisa membantai dunia, aku bisa melukis dua mentari yang menari di atas kepalaku dan aku bebas menggambarkan tiga bulan lagi di sekitar Pluto, bahkan aku bebas untuk mencacimaki si Tikus Kotor dan kecoak pengecut yang menghabisi darah orang Shaman. Menulis selalu membuat aku bak sang maestro pemegang kendali dunia. Dan dengan menulis aku selalu mendapat kepuasan bathin, walau aku sering menyakiti orang-orang dengan tiga titik api yang kubakar di mata mereka, aku sadar sudah menyakiti jutaan umat, tapi entahlah, tanganku tak pernah mau untuk berhenti untuk mengutuk rutuk membujuk tajuk. Cinta? dalam tulisanku tak pernah sedikitpun tersisip tentang cinta, yang ada hanya kebencian dan rasa dendam, tak tahulah apa yang sebenarnya terjadi kepada diriku, itu takdir.
Takdir? mari sejenak kita bicara tentang takdir, takdir yang membawaku membalik dunia, takdir yang membawaku merayap angkasa dan takdir yang membawaku menjungkir lautan. Saat ini kau bisa berbahagia, tapi siapa tahu 40 detik kemudian kau mati terkena serangan jantung kiriman lalu pudar ditelan tanah merah?
Takdir, takdir juga yang membawaku memperoleh gulungan beracun lalu membuatku mampu menulis tanpa mendengar rengekan – rengekan tikus pemelas, takdir juga yang mengalirkan hidup bak bola inferno yang tersasar setengah mati. Sudahlah, cukup hari ini, aku sudah punya gulungan beracun, dan esok akan kubaca. Aku ingin tidur sekarang.. .. ..

*****

Gulungan Beracun
Pagi lagi, maka lagi, aku bicara tentang takdir yang membelengguku dan menjurus kepada kematian abadi, berujung pada garis nasib sang malakul maut. Komet Halley saja ditakdirkan melintas bumi 76 tahun sekali, bila tak ada takdir mungkin akan ada air yang mengalir dari bumi ke udara. Mungkin akan ada hutan yang menggantung diatas menara Rhodes.
Gulungan nasib menggulung bumi menginjak neraka, ketika kubuka sebuah jendela menuju maut, si kumbara pengelunta merojong jarum beracun, bruk! 5,10,15,20,25,30,35,40,45,50,55,60,69 orang mati seketika berurutan 5,10,15,20,25,30,35,40,45,50,55,60,69 detik masing-masing sesudahnya, Cuma karena gemerlapnya dunia, padahal kupikir itu fana, ini hanya jebakan besar si kutu busuk pengelumit anjing. Orang yang dibuang dari surga karena terlalu sombong.
Mereka penghancur impian sang belian yang berubah menjadi debu jalanan berusik sisik mengusik pelik menitik pekik meringkik jungkrik berbisik kirik,kirik,kirik! Pppuihhhh….. sumpah serapah untuk para bedebah pantas diperah, silakan para Babu, kutuk para pencuri berdasi, silakan para pelacur, kutuk para mucikari germo dan sebangsanya. Tuhan tak melarang, hanya saja kalian sangat baik, bahkan terlalu baik. Kalian bukan aku yang amat suka mengutuk dunia.
Kalian memang benar, biarkan saja si kutu busuk meniti jalan menuju benih-benih tanah, memang aku yang tak pernah percaya, maklum aku terlalu naïf. Aku sudah terlanjur mengambil gulungan beracun itu, aku teruskan saja untuk membukanya, isinya lihat saja nanti, akan aku ceritakan ketika aku menghadap tiga lorong.


*****

Purnama Pupus
Hei Srigala dan para makhluk malam, aku datang saat purnama pupus, saat bulan bersembunyi dibalik rok awan di atas gubuk reyot bekas nek Ijah yang sudah tak berpenghuni, ngeri juga karena aku harus melintas bukit Anjing yang suram dan penuh intaian para penyamun, aku akan kebalik semak kotor itu, tapi sebelum ke bukit dan ke semak aku harus melewati gua dahulu, sepertinya gua itu hanya kebohongan belaka berwajah tirus berlandas mampus. Ah, aku jalan saja, sampai ada tiga lorong yang tertulis di dalam gulungan (yang entah kudapat dari mana) itu, lorong yang bersembunyi dibalik kegelapan kandang para siluman. Aku berjalan terhuyung sendirian dan hanya dituntun gulungan beracun itu sebagai navigatorku.
Berjalan terus dalam seringai malam tak bertuan, berimajinasi memikirkan Cartesius di atas nimbus, biar akhirnya akan seperti apa aku tak mau tahu yang jelas aku sekarang hanya ingin menyusuri nasib yang tengah membawaku menuju kebahagiaan, entah itu benar ataukah hanya kebohongan bertopeng harta semata, yang jelas aku tak akan pernah tahu sampai aku mencobanya, ayahku bilang jangan pernah berhenti hingga kaki ini lelah tuk melangkah, namun kaki ini tak pernah lelah tuk melangkah hingga aku berjalan terus guna menyongsong kebahagiaan yang tersirat didalam setiap bait di gulungan beracun itu.
Baiklah entah apa yang terjadi nanti, lihat saja.


*****

Ke Lorong
Aku berjalan menyusuri gua yang amat bau lumut dan hanya dihiasi obor-obor temaram yang minyaknya hampir habis, bahkan salah satu diantara sederet obor itu sudah lama mati, tertiup angin mungkin. Tapi gua ini memang begitu aneh, lebarnya hanya 1-2 meter saja, dindingnya dihiasi alga, lumut, dan protonema, kelelawar dengan manjanya bergelantungan di langit - langit gua, ditambah lagi sederet obor tua yang dipasang didinding berjarak masing-masing 1 - 1,5 meter per obornya. Angin malam yang dingin dan menusuk membuatku muak dan hampir muntah, tapi karena gulungan beracun itu aku begitu bersemangat untuk terus melangkah.
Aneh.. 2 jam aku berjalan belum ada tanda gua ini akan habis, justru aku menemukan tulang belulang manusia yang berserakan, puih… aku lari terbirit-birit, aku takut mayat… Jangankan mayat, andaikan malaikat menyamar menjadi si wajah pucat itupun aku akan pergi dan lebih memilih lari. Sepertinya gua ini bekas jalur kereta bawah tanah era pemerintahan sang Predator yang merupakan meneer terkejam sepanjang perjalanan hidup di daerah ini. Dan akhirnya setelah sekian lama aku berlari aku menemukan jalan keluar gua, baguslah, tak perlu berurusan dengan tulang-tulang sialan itu lagi…
Aku berjalan sendiri lagi di bukit anjing, hanya saja berjuta pasang mata mengawasiku dari balik semak dan pepohonan, aku jalan saja sampai aku menemukan lorong itu, aku yakin di sana akan kutemukan kebahagiaan.

*****
Tentang Tiga Lorong
Ini cerita tentang akhir perjalananku mencari tempat dimana lorong itu berada, mari kita simak pesan dari gulungan beracun:

“Langkahkan kakimu ke kaki bukit dimana kau temukan bulan bersembunyi dibalik rok awan (purnama pupus), carilah segumpal benda keras yang dihuni serigala putih, maka akan ada tiga dewa menantimu, tentukan jalanmu dari sana aku menunggumu dibalik lorong itu, akulah cinta sejatimu yang tak pernah hilang bertukar badai himalaya, ingat. Ambil jalan yang lurus.”

Ah, aku sudah menemukan tempat itu,,, di atas bukit yang sering dianggap sebagai tempat terbaik untuk Serigala memamerkan lengkingan kerasnya. Ada 3 buah lorong yang menganga menantiku di bawah temaramnya rembulan, Aku tak tahu mana yang akan kuambil, coba saja lah, ada 3 lorong, Ra, Obelisk dan Osiris, aku coba satu…

Lorong Obelisk
Aku masuk, kuucap sebutir kata mutiara ala Rasulullah, tak ada jawaban, di dalam nyaris sepi tak berpenghuni, yah… namanya juga lorong.
Selubung hawa dingin menarik-narik daun telingaku, suara-suara aneh menggangu gendang telingaku, ingin pecah rasanya dia, tapi aku coba masuk menerobos kedalam, kurasakan ada yang aneh. Jalan mulai terang dan berujung pada satu kursi yang bertuliskan “Siapa yang duduk disini dia akan sejahtera” aku mencoba duduk karena godaan kata-kata itu, bats… ketika aku duduk tiba-tiba saja sebilah tombak menancap tepat disamping wajahku, bahkan menyenggol kulit kepala di atas telinga, hampir saja,, aku masih selamat, aku sadar lalu segera meloncat dan lari tunggang langgang, dan keluar saja, tapi sebelum keluar ada sesosok kakek berjubah hitam mengelebat dan meninggalkan secarik kertas bertuliskan “Selamat”.
Aku tak tahu apa artinya, sudahlah biarkan berlalu. Ayo ke lorong kedua.

Lorong Osiris
Lorong yang nyaris sama dengan lorong pertama, tapi kini yang kulihat adalah tumpukan benda yang berkilau, apakah itu? Tepat, setumpuk emas puluhan karat, betapa girangnya aku..
Kuambil, dan..... tiba-tiba sebongkah batu merah panas menggelinding ke arahku, aku lari lagi, tunggang langgang lagi, aku nyaris mati lagi, lalu kulempar benda yang kugenggam tadi, entah mengapa bongkahan batu itu tiba-tiba saja menghilang bak diserap energi mistis dibalik tanah merah itu, sial... ternyata emas membawa petaka, bodohnya aku, hah!!!! aku mau pergi saja, pantas tadi kucium bau jutaan orang hangus. Keluar saja....

Lorong Ra
Tak jauh beda dengan lorong pertama dan kedua,hanya saja disini baunya harum dan samar-samar di ujung ada cahaya lampu remang-remang, aku mendekat dan... disanalah seorang gadis cantik setengah telanjang tengah tergeletak lemas di atas tanah merah yang basah sambil mendesah-desah, aku mendekat. Terus mendekat. Lagi, lagi dan aku hampir menyentuhnya, tapi tiba-tiba brak! Gadis itu berubah menjadi ular yang amat besar, aku lari lagi,,,, BODOHHHHHHnya aku.... mengapa untuk ketiga kalinya......
Aku lari dan keluar, kini sambil menangis karena nasib telah mempermainkanku, tapi diluar lorong itu sudah menunggu seorang kakek yang mukanya bercahaya bak purnama ditengah padang pasir gersang yang menyedot air membentuk oase, dia Cuma bilang: “Nak, sudah tahu kah engkau tentang arti hidup ini? Jangan sekali-kali tergoda oleh tahta, harta dan wanita, itu akan membawamu ke sana,, ke neraka jahanam tempat para setan dibelenggu, jika kau lihat pesan itu baik-baik maka temukan jalan yang lurus.” sejurus kemudian dia hilang.
Betapa gilanya aku menantang maut tadi, nyaris saja aku mati konyol, hahahahahahahahahahahaha bodoh.... betapa bodohhhnya aku....
Kawan, kalian jangan seperti aku, jangan tutup mata kalian pada dunia ini, ingat jalan hidup kita masih panjang dan ditengah jalan itu temukanlah secercah cahaya suci yang akan membantumu menemukan kebahagiaan sejati.

*****
Akhir dari Segalanya
Aku mencari jalan yang lurus yang dibilang si kakek tua tadi, entahlah akan dimana aku temukan, tapi aku akan mencarinya sampai hembusan nafas terakhir karena di sana akan aku temukan cintaku yang hakiki...
Aku selesai dan ingin tidur di..PANGKUAN PENGUASA SURGA, lelah sekali setelah nyaris dibunuh oleh tiga dewa jahanam itu. Aku ingin pulang lalu tidur.

****

Manfaat Dongeng Orang Bijak Sebelum Tidur

Senin, 21 Maret 2011
Dulu, waktu saya masih menjadi balita, Ibu saya sering membacakan dongeng - dongeng sebelum tidur,
baik berupa kisah teladan dari para nabi ataupun kisah inspiratif dari kaum cerdik cendekia semacam Abu Nawas
ataupun nasrudin Hoja. Beliau bilang, memberi sugesti positif melalui serangkaian dongeng sebelum tidur adalah cara terbaik dalam mendidik dan mendekati anak.
Karena menurut beliau, usia balita adalah usia yang tepat untuk memberikan sugesti yang bisa membentuk perangai anak yang positif dan bernilai guna.
Dongeng sebelum tidur dinilai meningkatkan kecerdasan dan pola pikir anak yang lebih manusiawi dan berketuhanan.

dongeng sebelum tidur bukan semata buaian yang mengantar anak ke gerbang dunia mimpi. Dongeng sebelum tidur ternyata mampu mengintervensi otak dalam pencernaanya menanggapi
sentuhan-sentuhan yang masuk melalui literasi tubuh ataupun imajinasi rohaniah. sentuhan yang terjadi pada indra-indra penyelaras tubuh yang dikirim untuk diproses melalui resptor ke saraf-saraf penyensor dan diprogram
dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Ketika anak - anak, khususnya yang baru bersiap memulai petualangan spiritual untuk mencari pemahaman akan Bumi dan Dunia -Nya, dongeng/kish/cerita yang sering mereka dengar dapat
dijadikan acuan yang bersifat setengah-nyata-setengah-maya dan berkeliaran untuk kemudian bergerak secara frontalis di alam bawah sadar sang anak.
Secara alamiah, anak-anak umumnya akan bertindak seperti apa yang pernah mereka lihat atau pernah mereka dengar ketika menghadapi suatu permasalahan. Bila anak - anak sering mendengar dan melihat cerita dan berita horor, maka secara otomatis, pemikiran si anak tersebut akan terprogram
dengan pendekatan - pendekatan mistis dan penuh nada yang mencekam secara audio maupun visual. Dengan demikian, mental sang anak tersebut akan dicemari limbah mistis dan ketidaklogisan dalam berfikir, anak tersebut akan terdidik dalam ketakutan dan irasionalitas.
Ketika menghadapi permasalahan pun, si anak akan cenderung hororis dan penuh unsur klenik. Setali tiga uang dengan anak yang setiap hari dijejali cerita kartun dan dunia fantasi-nya para superhero, mereka akan cenderungberpola pikir instan dan penuh fantasi, terbang tinggi ke alam mimpi tanpa sadar
bahwa bumi sudah tak nampak lagi. Akan lebih bijak bila si anak tidak dijejali dengan wacana - wacana yang fantasia dan irasional.
Lebih parah lagi bila ternyata anak-anak itu telah terkontaminasi oleh bahan-bahan yang belum layak konsumsi dan berbau erotis.

Lantas bagaimana?

Mungkin akan lain ceritanya bila anak-anak balita itu sering disuguhi cerita - cerita syarat makna seperti yang saya uraikan pertama tadi,
probabilitasnya adalah, anak-anak akan menjadi lebih bijak, arif dan kreatif dalam menyelami permasalahan, bukankah hal ini adalah
solusi yang cukup baik untuk mengeliminasi krisis moral yang belakangan terjadi secara masiv di Negara ini?

selain itu, bercerita untuk anak di malam hari sebelum mereka tidur dapat memperkuat ikatan batin antara orang tua dan anaknya,
ikatan emosional itu memang harus dipupuk semenjak mereka masih kecil, sebelum mereka ikut-ikutan menjadi generasi Pelurus yang membuang diri dari peredaran orang-orang prestisius hanya karena ketidakadaanya
perhatian dari orang tuanya, memang tidak bisa dipungkiri kalau terkadang orang tua mementingkan pekerjaan mereka, karena mereka berfikiran toh kalau pun mereka kerja banting tulang dari pagi hingga malam,
itu nantinya akan dicurahkan kepada anaknya juga, namun terkadang anak -anak mereka (apalagi yang berada di Zona Labil) membutuhkan perhatian orang tua, maka disarankan kepada para orang tua untuk mencurahkan sedikit perhatian yang berarti banyak bagi mereka,salah satunya
dengan membaca dongeng bagi mereka sebelum mereka terlelap.

Dengan begitu kelak akan tercipta generasi muda yang Kuat dan Merdeka !

Young, rush and Independent !
Salam sejahtera !